Sunday, January 24, 2016

Aku dan Ray

Cerita Tentang Ray
Bagian 1: Aku Dan Ray

Ray,
entah mengapa, tiba-tiba saja
aku ingin bercerita tentang kita
tentang kisah
yang pernah kita jalani bersama

Ray,
entah apa yang mendekatkan kita
karena tiba-tiba saja
kita lalui hari-hari bersama
hampir tiada jeda

Masih tertanam di benakku, Ray,
betapa wajahmu berbinar
bertutur tentang kakak angkatan
yang datang meminjam catatan
walau selalu kubilang,
itu pasti sekedar alasan.

Dan ketika pun kau jadian dengan dia Ray,
aku tetap menjadi pendengar setiamu,
yang kadang ikut bahagia
mendengar cerita gembiramu,
dan berusaha menghibur,
saat kauluapkan kesedihan di hadapanku.

Ray,
aku yakin kau pun tahu,
betapa aku sangat menikmati kedekatan kita,
betapa hari-hari kita menjadi begitu berwarna,
meski jauh dan tak punya siapa-siapa,
kita seolah selalu ada,
untuk berbagi suka dan duka.

Maafkan aku Ray,
jika justru setelah sekian lama,
aku merusak seluruh kenangan indah kita,
dengan tiba-tiba meminta lebih dari yang ada.
Aku hanya tak ingin kehilangan kebersamaan kita,
tetapi yang terjadi, malah aku menghancurkannya.

Kaubilang padaku saat itu,
“Kau adalah sahabat terbaik yang pernah kupunya
kau bahkan adalah 80% warna dalam buku kehidupanku
hampir tak ada hari yang tak kita lewati bersama
tetapi maaf, aku tetap tak bisa …”


Dan Ray,
ternyata itu bukan bagian terburuk kisah kita,
karena sesudahnya, kita masih harus terus berjumpa,
dengan seluruh luka yang begitu menganga.

rizapn - 11jan2016