Tuesday, November 20, 2012

Cintamu . Hadir Tanpa Cela

(RizaPN - Jakarta, 4 Maret 2009)

Aku bukan permata.
Memilikiku,
tak memberimu apa-apa.

Aku bukan pujangga.
Menemaniku,
tak memberimu apa-apa.

Aku bukan apa atau siapa.
Tapi tetap saja,
cintamu . hadir tanpa cela.

* hidup mengalir bagai air . mari kita penuhi dengan cinta.
rizapn – 04mar09 17:13

Selamat Sore Cinta

(RizaPN - Jakarta, 4 Mar 2009)

Mencintaimu,
adalah suka.

Memilikimu,
menghapus dahaga.

Selamat sore cinta …

Kuharap.
Tak lelah dirimu,
mencintaiku.

* buat dia, yang semalam, menemani lelap tidurku
rizapn – 04mar09 16:25

Monday, November 19, 2012

Dekaplah Aku

(sebuah refleksi kegelisahan religi karya RizaPN - Jakarta, 23 september 2003)

Allaahu Akbar,
sama sekali tak ada getar,

bismillaahiraahmaanirrahiim,
mata dan otakku, masih berkeliling.

Sami’allaahuliman hamidah,
jiwa dan kalbuku belum juga tergugah,

fil ‘aalamiina,
salam hampir tiba,
dan aku masih kemana-mana.

Yaa Rabbanaa,
dekaplah aku,
sholatku begitu tak sempurna.

rizapn – 23 sep, ramadhan 2008
* di puncak kegelisahan

Halusinasi

(karya RizaPN - Jakarta, 5 Agustus 2003)

Padang bayang berpendarpendar,
penuh amarah bergolakgolak,
padang bayang bersahutsahut,
merah gerah, merah membara,
padang bayang, berhalusinasi.

Padang bayang berputarputar,
sedu sedan tersedaksedak,
padang bayang berpencarpencar,
putih perih, putih berbuihbuih,
padang bayang, berhalusinasi.

Padang bayang beriringiring,
tanpa rupa tiada beda,
padang bayang berjajarjajar,
tanpa makna tanpa arti,
padang bayang, berhalusinasi.

rizapn - jakarta, 5 august 2003
*) kemarahan, kesedihan, terkadang tanpa makna

Aku Tak Butuh Cinta

(karya RizaPN - Jakarta, 21 juli 2003)

Aku tak butuh cinta,
jika cinta adalah takut kehilangan,
jika cinta adalah terlalu memiliki,
jika cinta adalah memaksa menjadi satu.

Aku tak butuh cinta,
jika cinta hanya bisa membutakan,
jika cinta harus slalu menghilangkan,
jika cinta melulu mengorbankan.

Aku tak butuh cinta,
sebab cinta adalah diriku,
yang terbiar mengalir,
mendefinisikan artinya sendiri.

Cintaku,
bercermin aliran air...

rizapn - duapuluh satu juli duaribu tiga
(20072003) - kado buat yang tercinta

Tanpa Judul #1

(karya RizaPN - Jakarta, 18 juli 2003)

#1
Yang kaubaca itu,
tak semuanya tentang diriku,
yang kutulis itu,
tak semuanya tentang dirimu,
yang kumaksud itu,
tak semuanya tentang kita.

#2
Sudah hampir tak terbilang,
kuungkap tegas padamu:
"Aku sudah makamkan diriku,"
dan kau tak pernah percaya,
tetap saja kauganggu aku,
kaucabut nisan-nisanku,
padahal,
aku benar-benar tak ada.

#3
Teman dekatmu datang padaku,
menangis, tak terbendung air matanya,
habis itu, tak banyak dia bicara,
hanya satu,
"Dia telah hilang...
Aku tak lagi mengenalinya."
Apalagi sekedar aku?

#4
Selamat tinggal,
aku tak benar-benar ingin meninggalkanmu.

jakarta, 18 juli 2003
rizapn

Aku Ingin Menjauh

(karya RizaPN - Jakarta, 12 juli 2003)

Aku geram,
karna kau tak lagi sanggup,
bedakan hijau dan merah,
apatah lagi cinta ...

Marahku hampir meluap,
karna kau masih saja rancu,
biru kau panggil jingga,
kawan pun kautendang,
tak mungkin itu cinta ...

Tak aku lagi sanggup,
karna kau semakin murka,
jangankan cinta,
jangankan kawan,
hati pun terbang,
entah kemana ...

Aku ingin menjauh.

rizapn - delapan belas juli duaribu tiga
(18072003)

Sebab Tuhan Pasti Ada

(karya RizaPN - 6 juni 2003)

Dan aku pun lemas terduduk,
kesombongan itu telah memakanku,
menggigit-gigit pinggir jiwaku,
bergerigi, tajam-tajam kecil menyakitkan,
hampir tak tersisa bagian rata,
semua terjelajahi.

Aku toh hanya bisa menangis,
kesombongan itu telah menawanku,
tak melepasku barang sedetik,
ke kiri dia ikut, ke kanan dia serta,
ke mana pun hendak kulari,
dia tak bergeming,
dia begitu perkasa.

Hening begitu lama,
dan aku begitu hina.
KELUAR KAU ! PERGI YANG JAUH !
Entah kekuatan mana yang tiba-tiba datang,
merangkulku begitu erat,
hampir meniadakan kehinaanku,
dan jiwaku begitu tentram.

Aku mampu bersujud,
dalam do'a kusebut-sebut:
"Tuhan, Engkau Yang Maha Tahu,
bahkan ketika hamba tak mampu berkata-kata..."

Kembalilah,
sebab kembali bukanlah kalah,
sebab kembali bukanlah nista,
sebab kembalimu adalah mendekat.

Kembalilah,
sebab Tuhan pasti ada.

rizapn - jumat, enam juni duaribu tiga
(06062003)

Lihatlah ke Dalam Mataku

(karya RizaPN - 6 juni 2003)

Waktu itu,
engkau salah tentang aku,
engkau bilang aku berontak,
padahal tidak.

Lihatlah ke dalam mataku,
ada api memang,
tetapi bukan untuk membakar,
aku hanya ingin terang,
yang menunjukkan,
yang menghangatkan.

Sekarang pun,
engkau salah tentang aku,
engkau bilang aku putus-asa,
padahal tidak.

Lihatlah ke dalam mataku,
apiku memang tak nampak,
tetapi bukan untuk padam,
aku hanya ingin remang,
yang menyejukkan,
yang menentramkan.

rizapn - enam juni duaribu tiga
(06062003)

Akan Kugenapi Cintaku

(karya RizaPN - Jakarta, 5 juni 2003)

Cinta adalah menghilangkan,
keengganan untuk mendengar,
keengganan untuk menerima,
keengganan untuk berbagi,
dan cintaku belumlah genap.

Cinta adalah bersama,
merasakan kesusahan,
merasakan kebahagiaan,
merasakan kehidupan,
dan cintaku tetap belum genap.

Cinta adalah membiarkan,
disatukannya perbedaan,
didekatkannya jarak,
dileburnya keakuan,
dan cintaku belum juga genap.

Cintaku belumlah genap,
cintaku tetap belum genap,
cintaku belum juga genap.
Tetapi cintaku ada,
dan akan kugenapi cintaku.

rizapn - lima juni duaribu tiga
(05062003)

(Tak Lagi) Kugantungkan Citaku Setinggi Langit

dan aku menjadi benar-benar bahagia
(sebuah renungan, redefinisi tujuan hidup, karya RizaPN - Jakarta, 5 juni 2003) 

Aku dulu punya cita-cita,
cita-citaku setinggi langit,
seperti kata pepatah:
gantungkan cita-citamu setinggi langit,
dan aku ikut.

Cita-citaku setinggi langit,
dan akupun berusaha keras,
bahkan kadang terlalu keras,
bahkan kadang menyakitkan,
tak hanya badanku, tak hanya jiwaku,
tak hanya batinku,
bahkan batin orang lain,
dan aku maklum.

Langit begitu tinggi,
dan citaku belum sampai.
Aku sudah tak sanggup...
Tak lagi gantungkan citaku,
setinggi langit.

Kuingin ambil lagi diriku,
yang hampir saja hilang,
biar badanku tak lagi sakit,
jiwaku pun tidak,
batinku pun tidak,
tak perlu sakiti batin orang lain.

Dan aku bahagia,
benar-benar bahagia.


rizapn - lima juni duaribu tiga
(05062003)

Akan Kutagih Janjimu

(sebuah introspeksi religi, karya RizaPN - Jakarta, 29 april 2003)

Kau berjanji menemui-Ku,
paling tidak, dalam lima waktu,
itu pun kadang tak kau tepati.

Kau berjanji mengagumi-Ku,
paling tidak, sehari tujuh belas kali,
itu pun kadang kau lewatkan.

Kau berjanji berkumpul atas nama-Ku,
paling tidak, sejam dalam seminggu,
itu pun sering kau singkat-singkat.

Kau lebih sering ingkar...
Tak adakah lagi nama-Ku di hatimu,
Tak berarti lagikah agung-Ku di jiwamu,

Akan Kutagih Janjimu ...
 


rizapn, april duaribu tiga
(29042003)

Rahmatan Lil 'Alamin

(karya RizaPN - Jakarta, 16 maret 2003)

Senyumlah di awal bangunmu,
tersenyum di awal tidurmu,
dan kau akan lihat semua keindahan,
di sepanjang hari dan mimpimu.

Berawallah bangunmu dengan cinta,
berawallah tidurmu dengan cinta,
dan kau akan temukan damai,
di setiap langkah dan anganmu.

Berjagalah dalam semangat,
terlelaplah dalam kasih,
dan kau akan temukan petunjuk,
dalam setiap sulitmu.

Ikhlaslah dalam jagamu,
ikhlaslah dalam lelapmu,
dan kau akan tebarkan manfa'at,
bagi diri dan lingkungmu.

rizapn - enambelas maret duaributiga
(16032003)

Tanpamu!

(karya RizaPN - Jakarta, 11 maret 2003)
 
Dan kau kini tak lagi perlu,
jiwaku toh terlalu penuh,
dengan bahagia dan ceria,
di tiap ujung dan sudutnya,
tak ada lagi tempat ...

Memikirmu adalah sia,
mendengarmu adalah lara,
menganggapmu adalah duka,
hidupku tanpamu,
bagai di dalam sorga.

Pergilah jauh ...
langkahku, masa depanku,
jangan lagi kau ganggu,
menatap ...
berlari ...
terbang ...
tanpamu !

rizapn – semar duaributiga
(11032003)

Aku Bukan Siapa-Siapa

(sebuah puisi perlawanan karya RizaPN - 2003)

Kenapa selalu mencurigaiku,
aku toh bukan maling,

kenapa selalu mendustaiku,
aku toh bukan lawan,

kenapa selalu memataiku,
aku toh tanpa rahasia,

kenapa takut kepadaku,
aku bukan siapa-siapa...

aku,
mei sembilan lapan

(ditulis di tahun 2003 dengan mode anonim)

Mendekatlah kepada-Ku

(sebuah introspeksi religi karya RizaPN - 6 maret 2003)

Mendekatlah kepada-Ku …
Membelah laut pun Aku sanggup,
apatah lagi sekedar membalik hidupmu !

Mendekatlah kepada-Ku,
sehasta setiap saat,
kuberi engkau segenggam ridho-Ku ...

Mendidih kelenjar mataku,
tertunduk, menetes ...

rizapn - enam maret duaributiga

Sahabat

(monolog imaginer karya RizaPN - Jakarta, 5 Maret 2003) 

Seorang sahabat berkirim pesan...

Tuhanku Maha Tahu,
entah dengan tuhanmu,
karna itulah aku takut,
entah dengan dirimu...


Sahabat adalah orang dekat, yang rela dan ikhlas "menampar" kita, manakala kepala kita menatap terlalu tinggi, manakala dada kita terbusung kelewat batas. Sahabat adalah yang senantiasa berharap, tamparan tersebut sesegera mungkin meluluhkan ketaksadaran kita, sebisa mungkin melurus-kembalikan kita ...

Di saat lain, sahabat yang sama pernah berkirim :

Engkau adalah duka,
tetapi engkau bukanlah ratap,
engkau adalah sisa,
tetapi engkau bukanlah sampah.


Sahabat adalah orang dekat, yang rela dan iklas "menarik" kita, manakala kepala kita tertunduk terlalu dalam, manakala gelisah kita terlalu gundah. Sahabat adalah yang senantiasa berharap, tarikan tersebut, tak membuat kita jatuh semakin dalam ...

Dan aku,
ingin bersahabat denganmu,
dan kita,
bersahabat dengan-Nya ...


Riza Purwo Nugroho
lima maret duaribu tiga

Aku Dimakamkan Hari Ini

Puisi ini sengaja saya publish ulang di web ini, didasari pada kekecewaan saya, karena puisi yang awalnya saya publish di internet di tahun 2003 itu (salah satu yang masih mencantumkan nama saya sebagai penulis adalah: http://www.dudung.net/artikel-islami/aku-dimakamkan-hari-ini.html) ternyata diklaim oleh beberapa pihak sebagai karya-nya atau ditulis sebagai karya orang-lain. Yang terakhir, puisi ini ditulis sebagai karya Almarhum Remy Soetansyah) ...

Semoga kita bisa saling menghargai karya sesama, dan memetik manfaatnya bersama-sama ...

Aku Dimakamkan Hari Ini
(karya RizaPN - Jakarta, 28 April 2003)

Perlahan, tubuhku ditutup tanah,
perlahan, semua pergi meninggalkanku,
sendiri, di tempat yang tak pernah terbayang,
sendiri, menunggu keputusan...

Istri, belahan hati, belahan jiwa pun pergi,
Anak, yang di tubuhnya darahku mengalir, tak juga tinggal,
Apatah lagi sekedar tangan kanan, kawan dekat,
rekan bisnis, atau orang-orang lain,
aku bukan siapa-siapa lagi bagi mereka.

Istriku menangis, sangat pedih, aku pun demikian,
Anakku menangis, tak kalah sedih, dan aku juga,
Tangan kananku menghibur mereka,
kawan dekatku berkirim bunga dan ucapan,
tetapi aku tetap sendiri, disini,
menunggu perhitungan ...

Menyesal sudah tak mungkin,
Tobat tak lagi dianggap,
dan ma'af pun tak bakal didengar,
aku benar-benar harus sendiri...

Tuhanku,
(entah dari mana kekuatan itu datang,
setelah sekian lama aku tak lagi dekat dengan-Nya),
jika kau beri aku satu lagi kesempatan,
jika kau pinjamkan lagi beberapa hari milik-Mu,
beberapa hari saja...

Aku harus berkeliling, memohon ma'af pada mereka,
yang selama ini telah merasakan zalimku,
yang selama ini sengsara karena aku,
yang tertindas dalam kuasaku.

Aku harus kembalikan, semua harta kotor ini,
yang kukumpulkan dengan wajah gembira,
yang kukuras dari sumber yang tak jelas,
yang kumakan, bahkan yang kutelan.

Dan Tuhan,
beri lagi aku beberapa hari milik-Mu,
guna bersimpuh di depan orang-tua,
untuk berkumpul dengan istri dan anakku,
Aku sungguh ingin bersujud dihadap-Mu,
bersama mereka ...

Aku dimakamkan hari ini,
dan semua menjadi tak terma'afkan,
dan semua menjadi terlambat,
dan aku harus sendiri,
untuk waktu yang tak terdefinisikan ...

rizapn, april duaribu tiga
(28042003)