Cerita Tentang Ray
Bagian 3: 404 Ray Street
Ray, ingatkah kamu perjumpaan kita di bandara ibukota ketika itu ...
Ayahmu menitipkan dirimu padaku,
seolah menambah keyakinan agar bisa melepas kepergianmu,
jauh merantau ke negeri benua biru.
Ray, tahukah kamu,
betapa tak sesuainya kebersamaan kita waktu itu, dengan angan dan harapku,
tak bisa kunikmati candamu, kedekatanmu, tak seperti sebelum itu,
kau lebih banyak menghabiskan waktumu bukan denganku.
Ray, ingatkah kamu ruang 404 di apartemen tempat kita menginap,
tempat kita berdebat hingga menitikkan air mata,
sepakat gencatan senjata,
setelah berhari-hari tak bertegur sapa.
Sayangnya Ray,
itulah kebersamaan kita yang paling berkesan,
karena setelahnya, kita memang bisa senyum bersama,
tapi sudah tak seperti sebelum-sebelumnya.
Dan Ray, sekarang aku disini,
kembali kesisimu, kembali menemanimu,
mari kenang kebersamaan kita, canda tawa berdua kita,
mari ceritakan keseharian kita, senyum bahagia berdua kita,
di dua alam yang sudah tak lagi sama.
riza - 28oct2015
taken from "The Old Story of RizaPN"
No comments:
Post a Comment